oleh

Terkait Randis, Firman Tamin Menduga Oknum Legislator Saat Pembahasan APBD Fokus Pada Pokir

Kary Rakyatku. Com, Bone. Pemerintah Kabupaten Bone kembali menganggarkan mobil dinas untuk para ponggawa Bone dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 3023.

Mata Anggaran untuk Bone ini yang nilainya cukup fantastis dinilai melukai perasaan masyarakat khususnya masyarakat kecil yang pontang panting membayar pajak atau retribusi untuk daerah yang dijuluki kota Beradat dengan harapan ada perubahan yang juga bisa dinikmatinya

Dan ternyata asa mereka sia sia, pajak dan retribusi yang dikumpulkan dengan cucuran keringat bukannya digunakan untuk rakyat tapi digunakan untuk para ponggawa yang berkantor di Jl. Ahmad Yani.

Pengadaan mobdin selain melukai perasaan masyarakat ditengah krisis keuangan yang dialami daerah ini, juga anggaran tersebut hanya untuk kenyamanan pejabat.

Firman Tamin menanggapi gelontoran anggaran yang diperuntukkan untuk pembelian mobil dinas pejabat Bone disamping melukai perasaan masyarakat ditengah keterpurukan ekonomi akibat pandemi covid 19 juga dianggap Pemkab Bone tidak peka dengan kondisi APBD 2023 yang sudah devisit sebesar Rp. 53 milyar.

Lanjut Firman Tamin, apakah roda pemerintahan tidak bergerak atau mandek kalau para Petinggi tersebut tidak menggunakan mobil baru?.

Firman Tamin juga menyoroti lemahnya dprd baik secara kelembagaan maupun secara individu. Dia mencontohkan ketika Randis dipersoalkan ada legislator justru tidak tahu menahu kalau kalau ada anggaran untuk pembelian Randis.

Lanjut Firman, seperti Saipullah Latif yang selama ini vokal terhadap persoalan persoalan pemerintahan dan masyarakat, tiba tiba membuat pernyataan bahwa tidak tahu menahu persoalan pembelian Randis, bahkan menyabut bahwa pembelian Randis tidak pernah dibahas di Badan Anggaran, sementara setahu saya Saipullah Latif disamping sebagai Ketua Komisi I juga anggota Banggar, yang nota bene semua pendapatan dan belanja pemerintah Kabupaten Bone dibahas di Banggar.

Firman Tamin mencurigai jangan jangan saat dibahas Randis, legislator yang tidak mengetahui adanya anggaran pembelian Randis tidak fokus terhadap persoalan itu, fokus pada pokir masing masing.

“Saya curiga jangan jangan saat dibahas pengadaan Randis, legislator yang tidak mengetahui ada anggaran untuk itu saat pembahasan APBD tidak fokus, fokusnya hanya pada pokir masing masing,” ungkap Firman Tamin, di Watampone, Kamis (23/2/2023).

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *