oleh

Bupati Bone Bersama Kerukunan Keluarga Wija Arumpone Gelar Acara Mappalisu Sumange

Karyarakyatku com. Bone. Tradisi ” Mappalisu sumange” yang dilakukan para Raja Raja Bone jaman lampau menjadi tradisi berkesinambungan sampai saat ini, dimana Tradisi Mappalisu sumange tetap dilakukan di era Pemerintah modern.

Bupati Bone H. Andi Asman Sulaiman, S.Sos., M.M. bersama Ketua (UMUM DPP KKWA) Andi Bau Zaldi Datu Appo Mappanyukki menghadiri kegiatan Mappalisu Sumange atau Mengembalikan Semangat di Bola Subbi yang digelar oleh Kerukunan Keluarga Wija Arumpone (KKWA) dihadiri para turunan Wija Arumpone tanpa melihat trah dari Raja Bone mana berasal.

Acara yang berlangsung di Bola Subbie, Jl. Merdeka, pada Sabtu, (6/12) 2025 ) malam dimulai dengan lantunan Sholawat Barazanji Ugi dari PC. Muslimat NU Kabupaten Bone dan Ritual yang Bissu yakni Sere Alusu.

Kegiatan ini menjadi salah satu upaya pelestarian nilai-nilai budaya serta penguatan ikatan kekeluargaan masyarakat Bone, khususnya keluarga besar keturunan Wija Arumpone sebagai salah satu peninggalan sejarah dan simbol kebanggaan Keluarga Arumpone.

Andi Bau Zaldi Datu Appo Mappanyukki menyampaikan rasa syukurnya karena para rumpun Wija Arumpone bisa menyatu dalam sebuah wadah organisasi Kerukunan keluarga wija Arumpone, dan wadah inilah menjadi pemantik kembalinya spirit untuk memberikan support terhadap pemerintah Kabupaten Bone untuk membangun Bone “MABERRE”( Mandiri, berkeadilan dan berkelanjutan).

Bupati Bone Andi Asman Sulaiman menyampaikan apresiasi kepada KKWA atas inisiasi kegiatan yang tidak hanya merekatkan silaturahmi, namun juga menghidupkan kembali semangat kebudayaan daerah sebagai jati diri masyarakat Bone.

“Kita berharap kegiatan seperti ini terus dilestarikan. Bola Subbie adalah warisan sejarah yang memiliki makna besar bagi masyarakat Bone. Kita semua berkewajiban menjaga, memuliakan, dan menghidupkan kembali spirit leluhur yang ada di dalamnya,” ujar Bupati.

Turut hadir dalam acara tersebut, Keluarga Besar Raja Bone ke XXXII dan XXXIV, keluarga dari Kerajaan Gowa, Keluarga Dari Raja Bone ke XXXIII, Dandim 1407 Bone,Pj.Sekda Bone, beberapa Kepala OPD, Kabag, Camat, Tokoh adat, Tokoh Agama, serta tamu undangan lainnya.

Ini kutipan Tulisan H. Ahmad Saransi

*Cure’ Labba sebagai Simbol Penyatu Keturunan Arumpone di Silatnas 2025*
Oleh: H. Ahmad Saransi

Silaturahmi Nasional (Silatnas) Wija Arumpone yang digelar pada 6 Desember 2025 oleh Kerukunan Keluarga Wija Arumpone (KKWA) menghadirkan momen bersejarah ketika dua cucu Arumpone dari dua garis kepemimpinan Kerajaan Bone bertemu dalam suasana penuh kehangatan.

Dua sosok tersebut ialah Andi Bau Zaldi Datu Appo, cucu Andi Mappanyukki Sultan Ibrahim (Raja Bone ke-32), dan Andi Baso Hamid, cucu Andi Pabbenteng Petta Lawa (Raja Bone ke-33).

Dalam suasana penuh keakraban, keduanya berfoto bersama dengan balutan sarung sutra cure’ labba, kain tradisional Bugis yang sarat makna. Pemakaian cure’ labba bukan sekadar estetika, tetapi menjadi perlambang keterbukaan, keikhlasan, dan penerimaan antar-sesama Wija Arumpone, sebagaimana nilai utama dalam kebudayaan Bugis: _sipakatau, sipakalebbi, dan mappasitinaja_.

Garis keturunan Andi Mappanyukki melahirkan banyak putera-puteri, di antaranya: Andi Pangerang Petta Rani, Andi Sima Petta Arumpugi, Andi Abdullah Bau Massepe, Andi Tenri Padang Opu Datu, Andi Tenri Awaru, Bau Cella Bone, Andi Bau Parenrengi, Andi Bau Toappo, dan Andi Bau Toappasawe.

Sementara keturunan Andi Pabbenteng Petta Lawa juga meluas, antara lain: Baso Ahmad, Andi Besse Anare, Andi Baso Arifin, Andi Baso Tawakkal, Andi Besse Subaèdah, Andi Besse Saènab, Andi Baso Muh. Yunus, Andi Besse Padauleng, Andi Baso Qaimuddin, Andi Baso Mappatoba, Andi Besse Ratna, dan Andi Bau Pessor.

Pertemuan kedua cucu raja ini menjadi simbol kuat bahwa Wija Arumpone tetap satu dalam sejarah, satu dalam persaudaraan, dan satu dalam komitmen menjaga martabat warisan leluhur Bone.

Andi Basri.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *