oleh

Armada Tidak Layak Masih Dioperasikan Untuk Pengelolaan Sampah

Karyarakyatku.com, Bone– Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bone Dray Vibrianto untuk yang kesekian kalinya meluangkan unek uneknya terkait masalah sampah. ” Bukan hanya kali ini saya sampaikan masah sampah, akan tetapi setiap ada rapat di Komisi III saya sampaikan persoalan Sampah, mulai dari anggaran, Armada, sampai pada Tempat pembuangan akhir ,(TPA), akan tetapi begitu begitu saja,” ungkapnya menghadiri rapat kerja dengan Komisi 3 DPRD Bone, di Ruang Rapat Komisi 3, Kamis (9/1/2025). Rapat dipipimin langsung ketua komisi 3 Indra Jaya.

Dray Vibrianto membeberkan, sampah tidak seperti yang lainnya, sehari saja Sampah tidak diangkut masyarakat berteriak, dan tentu yang diteriaki adalah kami di DLH.

Untuk mengangkut Sampah setiap hari tentu kami butuh dana untuk operasional armada sampah khususnya bahan bakar. Sementara sampai diawal Januari ini anggaran belum cair, sehingga kami harus mengeluarkan dana pribadi untuk kebutuhan operasional armada supaya pelayanan pengangkutan sampah tetap beroperasi.

Walaupun memang masalah Sampah di Kabupaten Bone, masalah bersama, akan tetapi DLH lah yang bertanggung jawab penuh untuk mengurusinya.

Lanjut Dray menyebut, DLH itu seperti telkom, PLN, nanti ada kerusakan baru dicari. Sudah 10 tahun masyarakat teriak dan kita juga sampaikan terus dalam rapat apa yang dibutuhkan di DLH, tapi tidak pernah dipedulikan.

Bukan hanya keterbatasan anggaran, dan Armada yang sudah tua, yang lebih memprihatinkan saat ini kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Desa Passippo membahayakan warga sekitar.

“Sekarang itu di TPA, volume sampah lebih tinggi dari jalan, menunggu waktu saja tidak bisa dibendung lagi nanti. Dampaknya kita lihat bisa merusak pertanian dan menimbulkan gangguan kesehatan bagi warga disana. Selalu kami sampaikan jangan sampai ada masalah kita saling lempar tanggungjawab,” bebernya.

“Dalam sehari sampah warga dalam kota itu sampai 60 ton, bayangkan jika tidak diangkut selama 2 hari dan itu yang disalahkan pasti DLH. Efektifnya itu ada 1 armada untuk 3 kelurahan tapi faktanya bahkan ada armada kami yang sudah berusia 30 tahun, di TPA sendiri hanya satu alat berat untuk meratakan sampah dan alat berat itu lebih banyak mogoknya daripada kerjanya,” keluh Dray.

(Andi Basri)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *