BONE, KARYARAKYATKU.COM– Kabupaten Bone dengan jumlah penduduk terbesar kedua di Sulawesi selatan setelah Kota Makassar, dengan jumlah penduduk yang banyak itu berpotensi masuk wilayah dengan tingkat gizi buruk yang tinggi.
Terkait masalah Gizi buruk, Wakil Buoati Bone, Drs. H. Ambo Dalle, MM. mengakui Bone masih relatif besar kasus masalah gizi buruk lantaran wilayah Bone cukup luas.
“Kita di Bone jumlahnya masih relatif besar, Sulawesi Selatan menjadikan Bone sasaran utama untuk penanganan kasus gizi buruk, karena kalau Bone bisa diatasi maka Sulawesi Selatan bisa menekan gizi buruk dan stunting,” kata Ambo Dalle kepada Karya Rakyatku.com saat ditemui di Kantornya, Selasa( 29/1/2019)
“Beberapa hari lalu, Bappeda provinsi dan Dinas Kesehatan Provinsi sudah melakukan sosialisasi di Bone terkait penanganan gizi buruk dan stunting,”.ujarnya.
Selain itu menurutnya pemkab Bone sudah melakukan langkah-langkah untuk menekan angka gizi buruk dan stunting.
“Kita telah melakukan langkah-langkah terhadap itu dan kita sudah melakukan rapat koordinasi melibatkan lintas sektor karena tidak bisa hanya ditangani satu sektor, Insya Allah kita optimis bisa mengatasi persoalan ini,” kata Mantan Ketua DPRD Bone ini.
Diketahui, DPD Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Sulawesi Selatan menyebut di Sulsel ada tujuh kabupaten yang masuk kategori ‘Hitam’ terkait masalah gizi (jumlah gizi buruknya tinggi) yakni Enrekang, Sinjai, Tana Toraja, Toraja Utara, Pangkep, Maros, dan Bone.
Kabupaten Bone menempati posisi ketujuh terbanyak mengalami gizi buruk dan stunting atau kekerdilan.
Menurut Ambo Dalle, Salah satu penyebab stunting ini adalah gizi anak yang kurang memadai, mungkin sejak hamil, ibunya tidak mengkonsumsi makanan yang cukup gizi sehingga melahirkan anak dengan kondisi kekurangan gizi.
Mungkin juga, karena pengetahuan ibu hamil tengtang pentingnya mengkomsumsi gizi seimbang saat hamil kurang, sehingga mengkonsumsi seadanya saja.
Laporan Andi Basri
Komentar